Stokist Resmi DXN Indonesia

Stokist Resmi DXN Indonesia

Peran Spirulina Mengatasi Masalah Kekurangan Gizi

 Peran Spirulina Mengatasi Masalah Kekurangan Gizi 


Peran Spirulina Mengatasi Masalah Kekurangan Gizi   - UNICEF menemukan jutaan anak di Asia Tenggara dan Asia Selatan yang tidak mendapatkan gizi yang dibutuhkannya bagi perkembangan mental dan fisik di masa kanak-kanak, serta memaksimalkan produktivitas mereka saat dewasa. Untuk mengatasi persoalan tersebut, Uni Eropa memberikan hibah senilai 20 juta Euro melalui UNICEF.

Proyek Ketahanan Gizi Ibu dan Anak (Maternal and Child Nutrition Security) akan memberi manfaat bagi seluruh negara di kawasan itu, dengan fokus utama pada Bangladesh, Indonesia, Laos, Nepal dan Filipina, yaitu lima negara yang sangat membutuhkan, namun memiliki potensi yang besar untuk mencapai keberhasilan.
Menurut data yang disajikan majalah The Lancet tahun 2008, kekurangan gizi pada ibu dan anak merupakan penyebab lebih dari sepertiga jumlah kematian anak serta 11 persen dari total orang sakit di seluruh dunia
Di Indonesia, persoalan gizi buruk menyebabkan: empat dari seratus bayi yang lahir setiap tahun tidak dapat bertahan hidup lebih dari lima tahun, yang umumnya merupakan korban dari penyakit serta kondisi yang diperparah oleh persoalan gizi tersebut; satu dari tiga anak balita mengalami gangguan pertumbuhan (bayi pendek untuk rata-rata usianya/stunted); dan hampir seperlima jumlah balita mengalami berat badan kurang, di bawah standar rata-rata (underweight).
Dengan dukungan Uni Eropa, UNICEF akan bekerja sama dengan pemerintah dan mitra lainnya di Indonesia untuk berusaha menolong sekitar 3,8 juta anak dan 800.000 ibu hamil menyelesaikan persoalan tersebut.

Bantuan hibah tersebut akan digunakan untuk meningkatkan angka pemberian ASI melalui penguatan kebijakan dan legislasi, pelatihan tenaga kesehatan mengenai cara-cara terbaik pemberian makanan bagi bayi dan balita, dukungan pemeriksaan dan perawatan khusus bagi anak kurang gizi serta penguatan manajemen berbasis masyarakat untuk program mengatasi kekurangan gizi akut dan suplementasi gizi mikro.
“Sayangnya, ekonomi yang semakin baik tidak selalu diikuti dengan gizi yang semakin baik. Keduanya sangat tidak sejalan,“ kata Penasihat Gizi UNICEF untuk wilayah Asia-Pasifik, France Begin. "Terlepas dari pertumbuhan ekonomi yang baik di beberapa negara di kawasan ini, kami masih mendapatkan angka Gizi Kurang yang sangat tinggi."
Selama berpuluh tahun, persoalan gizi kurang - bayi pendek untuk rata-rata usianya (stunted), bayi kurus di bawah standar usianya (underweight) dan anak dengan berat badan kurang untuk ukuran tinggi badannya (wasting), serta kekurangan vitamin dan mineral (gizi mikro) - selalu menjadi masalah yang tidak mendapat perhatian dan dana yang memadai.
Meningkatnya perhatian masyarakat terhadap keterkaitan antara kekurangan gizi degan pembangunan yang berkelanjutan mendorong Uni Eropa untuk lebih fokus pada ketahanan gizi ibu dan anak, khususnya dari masa pembuahan hingga berusia dua tahun. Hibah yang cukup besar ini merupakan kontribusi penting bagi aksi multi donor, yang diharapkan dapat meningkatkan hasil dari sumber daya yang terhimpun.
Proyek Ketahanan Gizi Ibu dan Anak bertujuan untuk menciptakan inovasi dan mengembangkan kebijakan atas praktik-praktik yang berlaku saat ini di negara-negara tersebut, dan dengan cara tersebut menjadikan perbaikkan gizi sebagai prioritas utama di kawasan Asia dalam rangka pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium (MDGs).

0 Response to "Peran Spirulina Mengatasi Masalah Kekurangan Gizi "

Posting Komentar